Css

Selasa, 22 Mei 2012


HOME THEATER

wh screen1 Cara Membuat Bioskop Pribadi di Rumah 
Hiburan saat ini sudah mulai bergeser menjadi kebutuhan primer. Sibuknya pekerjaan, padatnya lalu lintas membuat kita menjadi cepat lelah dan stress. Salah satu hiburan yang dapat membuat kita rileks adalah menonton film. Namun, nonton di bioskop juga ada beberapa kendala, jalan menuju bioskop yang macet, dan jadwal pemutaran yang sudah ditentukan waktunya. Nah, bagaimana kalau kita memiliki bioskop sendiri di rumah? Tentu mengasyikan.
Memiliki bioskop sendiri di rumah (biasa disebut home theater atau home cinema) memang menyenangkan. Kita bisa menonton film apa saja, harinya bebas, waktunya bebas, dan bisa bersama-sama keluarga. Memang bagi penikmat film bioskop seperti saya, menonton di bioskop tetap tidak dapat dikalahkan walaupun memiliki home cinema dengan peralatan canggih dan mahal sekalipun. Menonton di bioskop memiliki suasana tersendiri, mengantri tiket, beli pop corn, layar yang besar sekali, dan serius menonton. Sebelum menonton siap-siap ke toilet dulu supaya pas nonton di dalam gedung bioskop tidak terganggu, karena pemutaran film di bioskop tidak bisa kita pause bukan? Berbeda dengan di rumah, kita bisa pause dulu film kalau kebelet ingin buang air. Atau kalau ada adegan yang kurang menarik, film bisa kita fast forward.
Nah, apa saja yang harus dipersiapkan untuk membangun home cinema di rumah kita? Pertama kita harus tentukan home cinema kita mau dibangun seperti apa? Home cinema terbagi menjadi dua kategori.
1. Real Home Cinema
2. Multifunction Home Cinema
Real Home Cinema.
k 1 1x02 300x199 Cara Membuat Bioskop Pribadi di Rumah 
Jenis home cinema ini kita bangun dengan menyiapkan sebuah ruangan khusus yang 100% tertutup dan gelap, persis seperti di bioskop, tanpa ada sumber cahaya lain selain lampu, dan tidak ada jendela. Ruangan dibuat sound proof, sehingga ketika memutar film, tetangga kita tidak akan ngomel-ngomel. Supaya kualitas suaranya bagus, dinding home cinema ini kita treatment dengan panel akustik.
Untuk menampilkan gambar kita pergunakan screen dan projector, baik itu LCD maupun DLP. Projector CRT sekarang sudah sekali digunakan karena ukurannya besar dan sulit pada saat kalibrasi. Mengapa tidak dipergunakan televisi LCD/Plasma? Alasan utamanya adalah belum ada televisi yang berukuran di atas 100” yang harganya masuk akal. Sedangkan real home cinema biasanya paling tidak menggunakan screen berukuran 110”.
second image 300x187 Cara Membuat Bioskop Pribadi di Rumah 
Penggunaan screen dan projector juga membuat kita flexible dalam menonton. Seperti kita ketahui ada 3 aspect ratio yang paling sering digunakan dalam tayangan gambar/film. Pertama 4:3, ini adalah tayangan standar untuk siaran televisi konvensional. Kedua 16:9, ini adalah tayangan standar untuk siaran HDTV, dan beberapa film layar lebar. Ketiga cinemascopic 2,35:1 yang lebih lebar lagi. Ini biasanya digunakan oleh film-film layar lebar.
Penggunaan televisi LCD/Plasma akan membuat film 4:3 dan 2,35:1 kalau diputar akan ada black bar di sisi kiri dan kanan (4:3), atau sisi atas dan bawah (16:9). Sedangkan jika kita menggunakan screen, sudah tersedia screen yang dilengkapi dengan masking screen. Masking ini semacam tirai berwarna hitam yang akan menutupi layar sehingga membentuk aspek rasio yang kita inginkan, persis seperti di bioskop.
Penggunaan screen memungkinkan kita memasang speaker center tepat di tengah-tengah layar jika kita pergunakan layar jenis microperforated, yaitu layar yang memiliki lubang-lubang sangat kecil. Sehingga suara yang dihasilkan oleh loudspeaker tetap bisa menembus layar. Mengapa ini menjadi pertimbangan? Peletakan speaker di tengah layar akan membuat kualitas stage vokal pemain film menjadi bagus. Suara vokal akan datang dari tengah layar, bukan dari atas atau bawah layar. Hal ini yang sulit diperoleh kalau kita menggunakan LCD/Plasma display.
Penggunaan projector juga membuat kita flexible dalam memilih aspek rasio gambar. Beberapa projector LCD/DLP bahkan dilengkapi dengan kemampuan mengganti lensa secara elektronis, dari lensa biasa menjadi lensa anamorphic. Lensa anamorphic biasa digunakan di bioskop-bioskop, yang akan me-squeeze film menjadi lebar dan sesuai rasionya. Perlu anda ketahui, pada umumnya bioskop menggunakan film 35 mm dengan aspek rasio 4:3. Untuk film dengan aspek rasio lebar, gambar di mampatkan menjadi 4:3, akibatnya gambar menjadi gepeng, pemain film terlihat kurus. Nah pada saat diputar, digunakan lensa anamorphic, sehingga gambar menjadi normal kembali.







Multifunction Home Cinema
home cinema lounge 300x220 Cara Membuat Bioskop Pribadi di Rumah 
Jenis home cinema ini tidak dibuatkan ruangan khusus. Biasanya mengambil tempat di ruang keluarga. Tentu akan ada banyak sumber cahaya lainnya, dari jendela, kaca, pintu,d dll. Oleh karena itu tampilan gambar biasanya menggunakan televisi/display plasma atau LCD display. Proyektor dan screen tidak lagi bisa dipergunakan karena polusi cahaya ini.
Multifunction Home Cinema ini sesuai namanya biasanya multiguna. Bisa untuk menonton tayangan siaran televisi, nonton film, bermain game, mendengarkan musik, karaoke, dll. Manfaat yang dirasa dari home cinema jenis ini adalah biaya yang bisa ditekan, karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembuatan ruangan khusus. Kemudian bisa dipergunakan untuk berbagai keperluan tadi.
Kelemahannya adalah kita tidak dapat memasang volume suara yang keras. Padahal sebagian kenikmatan menonton terutama film action adalah efek suaranya. Kelemahan lainnya adalah sampai saat ini kita belum bisa mendapatkan tayangan gambar super lebar, karena televisi yang tersedia (plasma/LCD) dengan harga yang cukup terjangkau adalah 62”.
Kelemahan lainnya adalah kualitas suara yang agak sulit diatur. Ruang keluarga belum tentu berbentuk persegi teratur, mungkin ada bidang yang miring, lorong, tidak simetris, dll. Kemudian ada elemen lainnya, seperti kaca yang menyebabkan pantulan suara, Diperlukan setting yang lebih complicated dan harus mau berkompromi soal kualitas suara.


Persiapan perlengkapan.
Baik Real atau Multifunciton Home Cinema peralatannya pada dasarnya terdiri dari:
  1. Ruangan (baik ruang khusus maupun ruang serbaguna/keluarga)
  2. Sumber suara dan gambar (DVD, BluRay, CD, radio, iPod, PS3, dll)
  3. Multichannel Amplifier (berprosesor Dolby Digital atau DTS).
  4. Speaker Multichannel (minimal 5 speaker, dan satu subwoofer)
  5. Penampil gambar (screen dan proyektor, atau televisi/display plasma/LCD)
1. Ruangan
Untuk Real Home Cinema paling tidak ruangan yang sudah lumayan nyaman minimal adalah 4 x 6 meter. Untuk menambah kenikmatan menonton, bisa pergunakan kursi/sofa yang khusus didesain untuk home cinema. Beberapa kursi ada yang reclining dan ada sandaran buat kaki. Sandaran tangan ada yang dilengkapi dengan lubang untuk menaruh minuman. Untuk Multifunction Home Cinema, pilihan sofa keluarga lebih baik.
Jika kita punya dana lebih, soundproofing dan acoustics treatment bisa dipertimbangkan, khususnya jika kita membangun Real Home Cinema
2. Sumber suara dan gambar.
Untuk kualitas gambar terbaik, BD player (Blu-Ray Disc) saat ini adalah pilihan terbaik. Kalau untuk multifunction, pertimbangkan juga source berupa radio, iPod, atau PS3. Tambahan receiver/dekoder siaran TV satelite membuat kita bisa menonton. Jika sudah tersedia di daerah anda, langganan siaran HDTV/Pay TV boleh dipertimbangkan.








3. Multichannel Amplifier.
ev rxz11 300x137 Cara Membuat Bioskop Pribadi di Rumah 



Pilih amplifier yang sudah memiliki dekoder Dolby Digital atau DTS. Sekurangnya sudah mendukung tata suara 5.1 channel. Untuk memperoleh kualitas suara yang prima, boleh memilih amplifier yang sudah mendapat sertifikasi THX dari Lucas Film. Namun tentunya, kualitas THX akan maksimal jika hampir seluruh peralatan mendukung standarisasi THX, termasuk ruangan. Khusus untuk multifunction home theater, pertimbangkan untuk memilih amplifier yang bisa menerima input source banyak, bisa memasang DVD, CD, Video Aux, Satelite TV, PS3, dan mungkin anda perlu memilih amplifier yang ada fasilitas dock buat iPod.
Penjelasan tentang teknologi Dolby Digital, DTS, dan THX, akan saya sampaikan pada kesempatan lainnya.










4. Speaker multichannel
mks150sys Cara Membuat Bioskop Pribadi di Rumah 
Konfigurasi minimal adalah 5 buah speaker dan satu buah subwoofer. Untuk kualitas yang baik, bisa memilih speaker denga sertifikasi THX. Ada banyak pilihan untuk speaker ini. Anda bisa memilih yang berukuran kecil (satelite speaker) plus subwoofer, atau bisa juga memilih speaker standing floor plus subwoofer.
Konfigurasi pemasangan speaker multichannel adalah tiga di depan, dan dua di belakang/samping tempat duduk. Subwoofer bisa disimpan di pojok ruangan. Untuk ruangan Real Home Cinema, penempatan speaker ini bisa sangat rapi, karena kabel dan lain-lain bisa disembunyikan di balik panel acoustic treatment. Untuk ruangan multifunction, kita harus pandai-pandai mengatur perkabelan. Mungkin untuk speaker kecil kita perlu menambahkan stand. Kemudian penempatan speaker pada multifunction juga kadang mengharuskan kita kompromistis. Tidak selalu didapat yang ideal.


Konfigurasi penempatan tata suara 6.1 channel
116574 2208p131 3b 300x197 Cara Membuat Bioskop Pribadi di Rumah 
5. Penampil Gambar
newtheater1 300x200 Cara Membuat Bioskop Pribadi di Rumah 
Untuk Real Home Cinema, saya sangat merekomendasikan penggunaan screen dan projektor. Ukurannya disesuaikan dengan ruangan yang dibangun. Paling tidak ukuran 100” ke atas sudah memadai untuk screen. Ada banyak pilihan tipe dari screen ini, mulai dari yang sekedar putih, sampai yang silver dan memiliki semacam butiran-butiran kaca untuk memperkuat kualitas gambar. Screen silver/gray memiliki keunggulan dalam menampilkan contrast rasio. Gambar hitam akan lebih hitam, tetapi yang putih tetap terjaga. Screen yang bagus memiliki faktor gain atau penguatan. Tanyakan kepada penjual, berapa faktor gain yang dimiliki oleh screen yang dia jual. Semakin tinggi faktor gain, semakin banyak cahaya dari proyektor yang dipantulkan kembali ke mata kita.
Untuk proyektor, pilihlah yang memiliki resolui HD (High Definition), yaitu 1920 x 1080. Pilih juga yang tipe progressive, bukan interlace. Pilihan teknologinya bisa berupa LCD (Liquid Crystal Display) atau DLP (Digital Light Processing). Sekarang sudah tersedia teknologi 3 LCD atau 3 Chip DLP, yang akan semakin menambah kualitas gambar. Beberapa proyektor kelas tinggi (hi-end) memiliki koneksi yang dapat mengontrol layar. Misalnya ketika proyektor dihidupkan, layar akan turun, tirai akan bergerak kepinggir, dll. Ada pula proyektor yang disertai kemampuan berganti lensa layaknya proyektor di bioskop. Salah satunya adalah Runco.
Untuk ruangan Multifunction Home Cinema, saya menganjurkan untuk menggunakan LCD/Plasma display. Namun, keterbatasan ukuran membuat kita juga terbatas dalam menikmati gambar. Ukuran 42” saat ini sudah mencapai titik keekonomian. Di atas itu, masih mahal dan belum signifikan perbedaan kualitas gambarnya. Sama halnya untuk LCD/Plasma Display, pilih yang bisa menampilkan resolusi hi-definition (1920 x 1080).
Sumber: eepinside.com








ARTIKEL HOME THEATER



Rahmad hidayat indra
Xi av
46

Tidak ada komentar:

Posting Komentar